Selasa, 16 Oktober 2012

Kewajiban Ibadah Haji Bagi Orang Yang Mampu



A.    Pendahuluan
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwasannya haji merupakan rukun islam yang terakhir. Sebagaimana hadist nabi SAW :
بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله ، وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة ، وإيتاء الزكاة ، وصوم رمضان ، وحج بيت الله الحرام.
Artinya : “Agama Islam dibangun di atas lima perkara; yaitu bersyahadat bahwasannya tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat menunaikan zakat , berpuasa dibulan ramadhan  dan haji ke Baitullah.”
 Melaksanakan haji tidak mudah, selain membutuhkan biaya yang banyak juga mempersiapkan tenaga yang begitu banyak untuk menjalankannya. Oleh karena itu, melaksanakan haji hanya disyariatkan kepada orang yang mampu saja. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Imran ayat 97 yang berbunyi :

Ï3 ¬!ur n?tã Ĩ$¨Z9$# kÏm ÏMøt7ø9$# Ç`tB tí$sÜtGó$# Ïmøs9Î) WxÎ6y 4 `tBur txÿx. ¨bÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_xî Ç`tã tûüÏJn=»yèø9$# ÇÒÐÈ
Artinya : Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup  Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
      Melaksanakan haji merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh umat islam bagi yang mampu, pelaksanaan haji dilaksanakan sekali dalam seumur hidup, akan tetapi jikalau kita mampu dan memiliki uang lebih dan melaksankan haji maka sunnah hukumnya.

B.     Pembahasan
Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh Ayat al-Quran bahwasannya seorang muslim wajib menunaikan ibadah haji bagi yang telah mampu baik lahir dan bathin. Barang siapa yang mampu dan setiap tahunnya melaksanakan haji maka haji yang kedua merupakan amalan sunnah. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW sebagai berikut :

وعن ابن عباس قال : ((خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يآايها الناس كتب عليكم الحج، فقام الأقرع بن حابس فقال: أفي كل عام  يا رسول الله ؟ فقال : لوجبت، ولو وجبت لم تعملوا بها ولم تستطيعوا أن تعملوا بها، الحج مرة فمن زاد فهو تطوع)) ((رواه أحمد والنساءي بمعناه)).
Artinya : Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata : Rosulullah SAW berkhutbah dihadapan kami,  beliau bersabda : “Wahai manusia, diwajibkan atas kamu sekalian ibadah haji”, lalu al-Aqra’ bin Habis berdiri, ia bertanya: Apakah pada setiap tahun ya Rosul? Maka Nabi menjawabnya, tentu wajib (haji setiap tahun). Dan kalau wajib (setiap tahun) tentu kamu tidak mengerjakannya. Dan (memang) kamu tidak mampu untuk mengerjakannya. Haji itu sekali (selama hidup) makan barang siapa menambah berarti sebagai suatu amalan sunnat” (HR. Ahmad dan Nasai meriwayatkan semakna dengan itu). [1]

Sebagaimana hadist pendukung yaitu ;
حدثنا محمد بن كثير ثنا سليمان بن كثير عن الزهري عن سنان عن ابن عباس قال قال رسول الله صلعم كتب عليكم الحجّ فقيل يارسول الله في كل عام قال لا ولو قلتها لوجبت الحج مرة فما زاد فهو تطوع.[2]
Allah menetapkan kewajiban haji hanyalah sekali dalam seumur hidup, sebagaimana yang telah dijelaskan hadits d atas.
Oleh karena itu, seorang muslim yang telah memiliki kemampuan, seharusnya segera menjalankan kewajiban yang hanya sekali dalam seumur hidup, karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Bisa jadi tahun ini dia mampu namun karena menundanya akhirnya pada tahun berikutnya dia tidak memiliki kemampuan lagi. Sebagaimana hadis Nabi SAW :

عن ابن عباس قال النبي صلى الله عليه وسلم : تعجلوا الى الحج فإنّ أحدكم لايدري مايعرض له. (رواه أحمد)
Artinya : Dari Ibnu Abbas. Rosulullah SAW bersabda : “ Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu halangan yang akan merintanginya”. (Riwayat Ahmad).[3]
Adapun yang dimaksud mampu disini yaitu ada dua macam, yaitu[4] :
1.      Mampu mengerjakan haji dan sendirinya, dengan syarat sebagai berikut ;
a.       Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke Makkah dan kembalinya
b.      Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik milik sendiri ataupun dengan cara menyewa. Syarat ini bagi orang yang jauh tempatnya dari Mekah adalah dua marhalah (80, 640). Orang yang jarak tempatnya dari Mekah kurang dari itu, sedangkan ia kuat berjalan kaki, maka ia wajib mengerjakan haji.
c.       Aman perjalanan. Maksudnya orang-orang yang melakukan perjalanan aman sentosa, akan tetapi jikalau banyak yang celaka atau sama banyaknya antara celaka dan yang selamat maka tidak wajib pergi haji, bahkan haram pergi kalau lebih banyak yang celaka daripada yang selamat.
d.      Syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah ia berjalan bersama-sama dengan mahramnya, bersama-sama dengan suaminya, atau bersama-sama dengan perempuan yang dipercayai. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
عن ابن عباس قال النبي صلعم : لا تسافر المرأة  الاّ مع ذي محرم ولا يدخل عليها رجل الاّومعها محرم. فقال رجل : يارسول الله انيّ اريد ان اخرج في حبش كذ ا و كذ ا وامراتي تريد الحجّ فقال : اخرج معها . ((رواه البخاري))


Artinya : “dari Ibnu Abbas. Rosulullah bersabda, “tidak boleh bagi perempuan bepergian selain bersama mahramnya, dan tidak pula boleh bagi laki-laki mendatangi perempuan itu selain apabila ia beserta mahramnya. “ seorang laki-laki bertanya, Ya Rosulullah, sesungguhnya saya bermaksud akan pergi berperang sedangkan istriku bermaksud akan pergi haji. Rosulullah menjawab “ pergilah bersama-sama dengan istrimu (naik haji). “ (Riwayat Bukhori).
2.      Kuasa mengerjakan haji yang bukan dikerjakan oleh yang bersangkutan, tetapi dengan jalan menggantinya dengan orang lain.

C.    Takhrij Hadis[5]

حدثنا محمد بن كثير ثنا سليمان بن كثير عن الزهري عن سنان عن ابن عباس قال قال رسول الله صلعم كتب عليكم الحجّ فقيل يارسول الله في كل عام قال لا ولو قلتها لوجبت الحج مرة فما زاد فهو تطوع.




1.      Ibnu Abbas
a.       Nama lengkap : al-Fadhol Bin al-Abbas Bin Abdil Mutholib Bin Hasyim al-Farisyi al-Hasyimi, Abu abdillah. Wafat pada masa pemerintah Umar.
b.      Guru :   Rosulullah SAW.
c.       Murid : Sulaiman Bin Yasar, abdullah Bin abbas, Abi Hurairah.
2.      Sinan
a.       Nama lengkap : Sinan bin Abi Sinan, Yazid bin Umayyah . lahir 23 H dan wafat pada tahun 105 H.
b.      Guru : Jabir Bin Abdullah, Husain Bin Ali Bin Abi Tholib, Abi Hurairah, Abi Waqod al-laitsi.
c.       Murid : Zaid Bin Aslam, Mohammad Bin Muslim Syihab Az- Zuhri
d.      Kredibilitas : Menurut Ibnu Hajar dan Ad-Dzihabi beliau seorang yang tsiqoh.
3.      Az-Zuhri
a.       Nama lengkap : Mohammad Bin Muslim Bin Ubaidillah Bin Abdullah Bin Syihab Bin Abdullah Bin Haris Bin Zahroh al-Quraisyi al-Zuhri, Abu Bakar al-Madani. Wafat pada tahun 125 H.
b.      Guru : Salman abi Abdillah al-Aghor, Salman Bin Arqom, Salman Bin Yasar, Sianan Bin Abi Sinan.
c.       Murid : Sulaiman Bin Daud al-Khulani, Abu Salmah Sulaiman Bin Salim al-Kunani, Sulaiman Bin Kasir al-Abdi, Sulaiman Bin Abi Karimah.
d.      Kredibilitas :   Memurut Ibnu Hajar beliau adalah seorang hafidz.
4.      Sulaiman Bin Kasir
a.       Nama lengkap : Sulaiman Bin Kasir al-Abdi al-Basri, Abu daud, Abu Mohammad (saudara Mohammad Bin Kasir). Wafat pada tahun 133 H.
b.      Guru : Husain Bin Abdir Rahman, Umar Bin Dinar, Daud Bin Abi Hindun, Mohammad Bin Muslim Bin Syihab az-Zuhri.
c.       Muri : Abdurrahman Bin Mahdi, Abdus shomad Bin Abdul Waris, Affan Bin Muslim, Muhammad Bin Kasir al-Abdi.
d.      Kredibilitas : Menurut Ibnu Hajar beliau adalah لابأس به)) orang yang tidak cacat. Sedangkan menurut ad-Dzihabi beliau adalah orang yang sedikit kesholihannya (صويلح).
5.      Mohammad Bin Kasir
a.       Nama lengkap : Mohammad Bin Kasir al-Abdi, Abu Abdillah al-Basri. lahir pada tahun 133 H dan wafat pada tahun 223 H.
b.      Guru : Ibrohim Bin Nafi’ al-Maki, Isroil Bin Yunus, Sulaiman Bin Kasir, Ismail Bin ‘Iyas.
c.       Murid : al-Bukhori, Abu Daud, Abu Muslim Ibrohim Bin Abdillah al-Kaji, Abdullah Bin Abdirrahman ad-Darimi.
d.      Kredibilitas : Menurut Ibnu Hajar beliau adalah tsiqoh.
6.      Ad-darimi
a.       Nama lengkap : Abdurahman Bin al-Fadhol Bin Bahram ad-Darimi at-Tamimi, Abu Mohammad al-Sirqandi al-Hafidz. Lahir pada tahun 181 H dan wafat pada tahun 255 H.
b.      Guru : Ahmad Bin Ishaq al-Hadhromi, Muhammad Bin Kasir al-Abdi, Muhammad Bin Kasir al-Muhoishoi.
c.       Murid : Abu Daud, Muslim, at-tirmidzi, Ibrahim Bin Abi Tholib an-Naisaburi.
d.      Kredibilitas : menurut Ibnu Hajar beliau adalah tsiqoh dan hafidz. Dan menurut ad-Dzihabi beliau afalh seorang hafidz.
D.    Validitas Hadis
Hadis di atas adalah hadis munnqothi’karena terputus atau sanandnya tidak bersambung. Artinya seorang perawi tidak bertemu langsung dengan pembawa berita baik di awal, di tengah atau di akhir sanad.[6]
E.     Kesimpulan
Dari pembahsan di atas dapat kita simpulkan bahwasannya haji merupakan  salah satu rukun islam yang kelima. Haji merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang muslim yang mampu, baik mampu secara dhohir maupun bathin.. Kewajiban haji hanya dilakukan sekali saja dalam seumur hidup. Akan tetapi jika seorang muslim mampu untuk mengerjakannya ibadah haji setiap tahun maka haji kedua dan seterusnya merupakan suatu amalan sunnat.



[1] . Tarjamah Nailur Author, 1993 (Surabaya : PT Bina Ilmu), diterjemahkan oleh A. Qodir Hasan dkk.
[2] . Sunan ad-Darimi,  Beirut :Dar al-Fikr), juz 2, hal 29.
[3] . H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung ; Sinar Baru Algensindo, 2008, cet 41. Hal 248.
[4] . Ibid. Hal 249-250.
[5] . Al-Maktabah al-Syamilah, Tahdzibul kamal.
[6] . Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, 2008 (Jakarta: AMZAH), hal 174.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar