Jumat, 12 Oktober 2012

BID’AH



A.  Pengertian Bid’ah
Bid’ah adalah sesuatu yang baru dalam perkara. Menurut Al-Khalil yaitu membuat sesuatu yang baru yang sebelumnya sesuatu itu tidak pernah ada.
Sedangkan menurut Al-fairuz Abadi yaitu mengadakan sesuatu yang baru dalam agama setelah agama itu sempurna atau membuat sesuatu yang baru sepeninggal Nabi SAW yang timbul dari hawa nafsu dan perbuatan-perbuatan.[1]
Menurut Ibnu Taimiyah: ‘ Bid’ah dalam agama ialah sesuatu yang tidak disyari’atkan oleh Allah dan rasul-Nya yaitu tidak diperintahkan dengan perintah wajib atau perintah sunnah. Adapun yang diperintahkan dengan perintah wajib dan sunnah serta diketahui perintah-perintah tersebut dengan dalil-dalil syar’i, maka hal itu termasuk yang disyari’atkan oleh Allah, meskipun terjadi perselisihan diantara ulama di beberapa masalah dan sama saja, baik hal itu sudah diamalkan pada masa Rasulullah atau tidak.
Menurut As-Syahtibi: ‘ Bid’ah adalah suatu cara di dalam agama yang diada-adakan (baru) menyerupai agama dan dimaksudkan dalam melakukannya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah ta’ala.
Menurut Ibnu Rajab: ‘ Yang dimaksudkan dengan bid’ah adalah sesuatu yang diadakan tanpa ada dasarnya di dalam syari’at. Adapun suatu yang ada dasarnya dalam syara’, maka bukan bid’ah meskipun dikatakan bid’ah menurut bahasa.’
Menurut As-Suyuti: ‘ Bid’ah ialah suatu ungkapan tentang perbuatan yang bertentangan dengan syari’at karena menyelisihinya atau perbuatan yang menjadikan adanya penambahan dan pengurangan syari’at.

Sebagaiman hadis Nabi SAW :
من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو ردّ

Artinya : “Barang siapa mengada-ngadakan hal baru di dalam perkara kami yang tidak ada dalil di dlamnya, maka tertolak.” (Diriwayatkan Bukhori Muslim)[2]

Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda :
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو ردّ

Artinya : “Barang siapa mengerjakan apa-apa tanpa adanya perintah dari kami, maka perbuatannya tertolak”. (Diriwayatkan Muslim)[3]



B.  Kemunculan Bid’ah
Syaikhu Al-Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan “ketahuilah bahwa semua macam bid’ah yang berhubungan dengan ilmu dan ibadah muncul ditengah-tengah umat pada akhir-akhir masa pemerintah Khulafaur Rasidin, sebagaiman rasulullah bersabda :

من يعش منكم بعدي، فيسرى اجتلافا كثيرا، فعليكم بسنتي و سنّة الخلفاء الراشدين من بعدي
Artinya : “Barang siapa diantara kalian yang hidup setelahku, maka ia akan menyaksikan perbedaan pendapat yang sangat banyak, maka hendaknya kalian berpegang teguh kepada sunahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahku.” (diriwayatkan Abu daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)[4]

Bid’ah yang pertama-tama muncul adalah bid’ah yang berhubungan dengan qadr, bid’ah rija’, bid’ah yang berkaitan dengan kelompok syi’ah dan khawarij. Semua bid’ah tersebut muncul pada abad kedua ketika para sahabat masih ada dan mereka sangat mengingkari para pendukungnya. Kemudian muncul bid’ah upaya memisahkan diri. Kemudian berbagai fitnah dikalangan kaum muslimin. Muncul pula berbedaan paham dan kecendrungan kepada bid’ah dan hawa nafsu. Demikianlah setiap waktu bertambah lalu bertambah pula bid’ah-bid’ah dengan macamnya.[5]
Tempat munculnya bid’ah sangat berbeda-beda diantaranya kota-kota besar yang didiami para sahabat dan Rosulullah SAW yaitu dua kota haram, kufah, bashrah dan Iran. Dari kota-kota itullah munculnya al-Quran, hadis, fiqih, ibadah dan yang berkaitan dengan perkara-perkara keislaman.Ni menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah.[6]
Sebab-sebab yang medorong munculnya bid’ah yaitu karena ketidaktahuan tentang hukum-hukum agama, mengikuti hawa nafsu, fanatik dengan pendapat tokoh, sikap menyerupai orang kafir dan mengikuti pola hidup mereka.[7]

C.  Pembagian Bid’ah[8]
Bid’ah dibagi menjadi 2 bagian dalam perkataan Imam Syafi’i, Ibnu Hazm, al-Ghazali, dll. yaitu :
1.      Bid’ah hasanah yaitu bid’ah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW
2.      Bid’ah sayyi’ah yaitu bid’ah yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW

Sedangkan Syaikh An-Nawawi membagi bid’ah menjadi 5 bagian :
1.    Bid’ah wajib, contoh : menyusun dalil-dalil para ahli kalam untuk menyanggah orang atheis
2.    Bid’ah sunnah, contoh : menyusun buku-buku ilmiah
3.    Bid’ah mubah, contih : menyederhanakan pewarnaan pada makanan
4.    Bid’ah haram
5.    Bid’ah makruh
Sebagaimana Rosulullah bersabda :
كل بدعة ضلالة
Artinya: “Setiap bid’ah adalah kesesatan” (diriwayatkan Muslim)[9]

Dan hadis nabi yang diriwayatkan Musli, di dalam kitab Shahih, dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari. Nabi bersabda :

أمّا بعد، فإنّ خير الحديث كتاب الله، وجيرالهدى هدى محمّد، وشرّالأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة
Artinya : “Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara baru dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (diriwayatkan Muslim)

Adapun bid’ah yang berkaitan dengan kemaslahatan dunia, hukumnya boleh, selama bermanfaat, tidak menimbulkan kerusakan atau memancing niat jahat, tidak melanggar hal-hal yang diharamkan dan tidak merusak nilai-nilai agama.[10] 
Bid’ah tidak terbag-bagi menjadi bebarapa macam sebagaimana yang disebutkan  oleh An-Nawawi dan lainnya. Namun, semuanya adalah sesat. Bid’ah hanya terjadi pada perkara agama dan tidak ada pada perkara yang mubah.[11] Contoh: sekolah-sekolah, jembatan dll. Hal seacam ini tidak dinamakan bid’ah dari aspek syar’i karena syariat memerintahkan pengajaran dan sekolah adalah penolong terlaksanaya pengajaran. Jika dinamakan bid’ah maka itu hanya dari sisi etimologi. Sebagaimana perkataan Umatr Bin Khatab berkenaan dengan pelaksanaan shalat tarawih, dimana ia mengumpulkan  semua orang untuk shalat dengan satu orang imam saja. Lalu ia berkata, “bid’ah yang terbaik adalah ini.” Padahal shalat tarawih adalah sunah muakakadah yang dilakukan Nabi SAW lalu beliau menyuruh dan menghimbau umatNya untuk melakukan. Semua ini bukan bid’ah melainkan sunnah. Namun Umar menamakannya dengan bid’ah dari aspek etimologis. Karena ia melakukan sesuatu dengan tiada contoh sebelumnya.[12]


[1] Ja’far Subhani, Kupas Tuntas Masalah Bid’ah, (Jakarta: Penerbit Lentera), Cet 2, hlm 32.
[2] Shahih Al-Bukhari (2697), dan Shahih Muslim (1718)
[3] Shahih Muslim (1718 dan 18)
[4] Musnad Imam Ahmad (4/126), Sunan Abu daud (4607), Shahih Sunan At-Tirmidzi (2676), Shohih Sunan Ibnu Majah (42) dan Shahih Al-Jami’ (2546).
[5] Hammud bin abdullah Al-Mathr, Kumpulan Tanya Jawab Bid’ah Dalam Ibadah, (Jakarta: darul Falah), Cet 1, 2005, hlm 77.
[6] Ibid, hlm 78.
[7] Ibid, hlm 79.
[8] Muh. Jamaluddin A Qosim, Bid’ah Dalam Masjid, (Jakarta: Pustaka Azzam), cet 4, 2005, hlm 24.
[9] Shahih Muslim (867)
[10] Muhammad Abdussalam Khadr as-Syaqiry, Bid’ah-Bid’ah yang dianggap Sunnah, (Jakarta: Qisthi Press), cet 11, 2006, hlm 6.
[11] Hammud bin abdullah Al-Mathr, Kumpulan Tanya Jawab Bid’ah Dalam Ibadah, hlm 95.
[12] Ibid, hlm 96.

1 komentar:

  1. MgD Casinos and Games for Real Money
    Discover the 나주 출장샵 most popular 천안 출장마사지 casino games and casinos online. Best Online Slots 2021 · 대전광역 출장안마 Mega Moolah Gold 김천 출장안마 · 하남 출장안마 Gonzo's Quest · Play

    BalasHapus